Arsip Blog

Kamis, 31 Juli 2014

Air Surga dari Masjid Nabawi

Ini adalah pengalaman nyata yang sangat sulit aku gambarkan. Ini merupakan suatu ilmu Hikmah yang luar biasa tinggi, subhanallah.
setidaknya ini untuk menimba ilmu

Aku berangkat dari seorang yang miskin akan harta di dunia.  dan aku juga diberangkatkan haji...dengan sisa pensiun ayahku yang sudah menghadap Illahi dahulu.  Jadi aku berangkat Haji dengan ibu kandungku.

Pengalaman ini pertama kali aku dapatkan dari masjid Nabawitelah aku membaca Bismillah, di Madinah.  Untuk ukuran orang seperti aku masuk di Masjid Nabawi, itu merupakan suatu Karunia yang sangat besar. Pada waktu pertama kali masuk di Masjid Nabawi yang terbayang di pikiran aku adalah dimanakah Makam Rosululloh.  Dan dimanakah letak Roudhloh.  Hampir 3 hari aku berusaha mendekat dengan Roudhloh,

Setelah waktu 3 hari di madinah, masjid Nabawi, baru tahu bahwa Roudhloh memang di jaga ketat oleh polisi.  Itupun dengan kawalan yang ketat, menurut aku.

Setelah aku memasuki Roudhloh, Dan aku menikmatinya, Aku tidak tahu persis Apa nama tiang yang aku dekati.  Tapi yang jelas setelah aku menikmatinya tiang ini agak anek jika dirasakan.  Setiap aku berdoa......dalam pikiran ku begini....(masak siiihhh......aku baca Bismillah dapat menyebabkan aku ngantuk.........Dan benar setelah membaca Bismillah diluar dugaan aku .  Aku mengantuk dan tertidur sambil duduk.
Dan bessoknya aku ulangi lagi....................kejadian yang sama terulang lagi.  Setelah membaca Bismillah..........tertidur lagi.
Hampir sisa waktu yang kurang 3 hari itu aku,,,,,,,fokuskan pada tiang ini.  Maksudku aku mau mendekati tiang ini........karena menurutku aneh. Ada yang salah dengan doaku.....(pikirku)

Kemudian aku luruskan niatku.......aku berusaha benar-benar lurus, Dan niatku jadi ingin belajar......ada apa dengan Tiang ini.

Waktu itu antara Maghrib dan Isya.............setelah sholat........ada makhluk Ghoib di dekat tiang itu.....mencengkeram aku.  Dan aku di berdirikan dengan Kepala menghadap ke atas, Sedang aku tak berdaya untuk melepaskan diri. Hampir satu menit,,,aku ditengadahkan,  Dan yang aku rasakan adalah aku diminumi seperti air masuk sampai penuh di antara hidung dan telinga.

Setelah kejadian itu aku agak pusing, kemudian setelah dimunumi hampir saja aku terjungkal. kemudian aku bejalan ke hotel.

Keesokan harinya.....aku semakin penasaran, ketika aku sudah selesai sholat sunnah, kemudian aku berikan tempat sholatku pada orang yang di sebelahku,kemudian orang itu sholat.  Dan sungguh diluar dugaan aku,,,,,,setelah memberikan tempat sholat pada orang,,,,,aku kembali di minumi air, kali ini sampai penuh dikepala.

Dan Hampir empat tahun peristiwa itu berlalu.

dan Hampir terlupakan peristiwa itu

Singkat cerita........pada waktu bulan puasa di bulan Romadhlon,  Tepatnya di malam-malam terakhir bulan Romadhlon.
Aku ada yang menarik untuk sholat sendirian pada jam 03.00 pagi di masjid dekat rumahku.
Aku merasakan pada waktu sholat ada makhluk Ghoib yang sedang mengawasiku, saat aku sholat.
Tentu saja waktu itu aku merasakan sholat dalam keadaan takut.

Selang beberapa hari setelah itu,  Pandangan mataku jadi lain.  Dengan pandangan mataku aku dapat melihat jangkar Raksasa dari langit.  Ini pada saat mata aku penjamkan.  lebih kaget
 lagi jangkar ini naik turun,  dan arahnya mengarah pada setiap manusia.

Dan lebih aneh lagi.......ada seperti pocongan yang diderek naik turun menuju kelangit.

Kesimpulan
=========
1. Aku pasti gila ini.............kemudian baru aku teringat 4 tahun lalu, aku diminumi di Tiang itu.(malah aku tanya pada kyai,,,,,,,katanya itu Tiang Aishah, Diroudhloh. Dekat makam Rosululloh
2.Aku jadi di ijinkan mendengarkan......teriakan......orang-orang di kubur
3.Hampir aku syok......mendengar jeritan di kubur
4. Bahkan aku juga pernah uji coba juga............
==============
Kemudian aku baca hadist begini :
KEUTAMAAN SHOLAT DI TIANG AISHAH
keutamaan sholat di Tiang Aishah
Barang siapa mengetahui fadhlilah sholat di tiang Aishah, Niscaya orang-orang akan berebut untuk mendapatkan tempat sholat itu.

jika para pembaca tidak percaya
aku juga sanggup di test

Rabu, 30 Juli 2014

Gangguan Ilmu Hitam dan Cara Mengatasi


  Dari sahabat ‘Auf bin Malik R.A dia berkata, Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapatmu?” Beliau menjawab, “Tunjukkan padaku ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan.
    (HR. Muslim)
==============================================================================
GANGGUAN YANG UMUMNYA DIKELUHKAN PADA GANGGUAN ILMU HITAM

gangguan  yang dialami oleh seorang penderita adalah pemberian ALLAH swt sebagai ujian sekaligus kaffaroh (penutup/penghapus) dosa yang ada padanya. Kita diwajibkan untuk memohon pertolongan Allah swt dan berobat sesuai cara yang dibenarkan oleh Islam dengan penuh kesabaran dan shalat.

    Wahai orang-orang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (2:153).
 Tanda-tanda Gangguan

    Fisik

        Ketika sudah dicoba melakukan pengobatan medis (kedokteran), gangguan berikut ini masih terasa/ada
       - Pusing-pusing sebagian atau keseluruhan, leher berat atau kaku
      -  Nyeri, panas atau terasa berat pada bagian persendian tertentu
       - Dada sesak atau panas
       - Sakit pada perut atau uluhati
       - Gangguan sekitar rahim, prostat
       - Sulit mendapatkan keturunan
       - Gangguan sekitar ginjal
       -Pandangan mata kabur
       -Mendengkur keras ketika tidur atau suara gigi bergesekan (kreot-kreot)
       - Memiliki kekuatan fisik yang di luar kemampuan umumnya rata-rata manusia
       
    Pikiran atau Jiwa
       - Mudah dan sering marah/tersinggung
       - Bingung, sulit konsenterasi
       - Sering bermimpi yang menakutkan atau yang tidak menyenangkan
        -Ketika tidur sering terasa ditindih sesuatu yang berat (jawa: kelindihen)
       - Sering bermimpi bertemu dengan orang yang sama (itu-itu saja).
       - Takut, resah, gelisah, sedih, minder.
       - Sulit tidur atau banyak tidur
       - Malas beraktivitas dalam kebaikan
        -Sering berperasangka buruk, was-was
       - Sering merendahkan orang lain baik dalam sikap maupun ucapan
       - Merasa ada bisikan-bisikan di hati atau di telinga
       - Pernah atau sering mendengar suara letusan di atap atau sekitar rumah,  di malam  hari.
       - Sering bisa menebak peristiwa yang pernah atau akan terjadi
       -Bisa melihat sesuatu (makhluk atau benda) yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain
       - Resah atau takut dengan pembicaraan seputar Ruqyah
       
    Ibadah
        -Sering lupa jumlah rokaat sholat yang dilakukan
       - Terasa berat/mengantuk setiap berdzikir atau membaca/mendengar Al Quran atau ketika hadir dalam majelis pengajian
       - Sering sulit bangun pagi/shubuh
        -Sering batal ketika berwudhu’
        -Sering tidak yakin ketika berwudhu’, mandi janabah atau was-was ketika sholat.
       - Sering terasa berat/sulit/sakit ketika menjalankan ibadah Ramadhan
       
    Aktivtitas Lainnya
        ‘Terhalangi’ rejekinya, sering gagal dalam usaha mencari nafkahnya
        ‘Terhalangi’ jodohnya
        Dijauhi/dibenci rekan-rekannya
       
    Pengaruh Terhadap Barang/Benda/Rumah
        -Rusak mesin mobil, sepeda motor, mesin pabrik dll
       -Terasa angker/magis
        -Rumah sering banyak tikus, sering dimasuki ular, sering bunyi tokek.
        -Pohon ‘tidak’ bisa ditebang
    

Semua jenis gangguan di atas dapat berasal dari upaya para jin utusan syaithan dalam mengganggu dan menghalangi produktivitas kehidupan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi dan sebagai hambaNya, menjatuhkan martabat kemanusiaannya, termasuk pula melemahkan iman serta ibadah manusia. Harapan para jin utusan syaithan itu adalah agar manusia semakin terperosok dalam pengaruh kekuasaan syaithan.

Ketika diantara kita mengalami gangguan tersebut, pada saat yang sama syaithan ‘seolah-olah’ telah menyediakan solusi penyembuhannya yang jika kita mengamatinya dengan teliti ternyata itu semua memakai cara-cara yang dilarang Islam karena mengandung kesyirikan. Sehingga ketika kita mencoba mengambil solusi dalam mengatasi gangguan-gangguannya (dengan cara-cara yang ditawarkan itu) maka kita semakin terjerumus dalam melakukan segala kemaksiatan dan kesyirikan yang dilarang keras oleh Allah.

Jika hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah, maka semakin memudahkan syaithan menguasai hidup kita dan akhirnya mereka akan dengan mudah mempermainkan, menyakiti hingga ‘mengalahkan’ kita, akhirnya syaithan mampu dengan mudah mengajak kita menyatakan kekufuran pada saat akhir sakaratul maut kita. Wa na’udzubiLLahi min dzalik.

B. SEBAB-SEBAB GANGGUAN

Derita yang dialami manusia secara umum merupakan cara Allah mengingatkan hamba-hambaNya yang telah keliru dalam menjalani kehidupan dengan maksud agar mereka kembali kepada cara hidup yang benar, sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah.

Allah berfirman,

    “Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia itu sendiri sebagai cara ALLAH merasakan sebagian akibat ulah mereka itu (dengan harapan) agar mereka itu kembali ke jalan yang benar.”

    (Q.S Ar-Ruum: 41)

Penyakit yang diderita, selain disebabkan oleh hal-hal yang sudah dikenal secara ilmu pengetahuan medis kedokteran dan kejiwaan, ada juga beberapa sebab lain yang selama ini jarang diperhatikan :

Check , Sebab Gangguan

    Penyebab Internal
        “Pagar-pagar penjaga rumah” (semacam penangkal) dari gangguan ghaib, yang dipendam/ditanam di dalam dan di sekitar rumah atau tempat usaha
        Jimat-jimat/Rajah/Wifiq/Haikal yang digantungkan/dipasang di rumah atau tempat usaha
        Jimat-jimat/Rajah/Wifiq yang dipakai/dibawa sebagai ‘rompi’, sapu tangan, ikat kepala, ikat pinggang, yang dimasukkan di dompet, di dalam peci/topi, dalam bentuk pulpen dll
        Dalam bentuk benda-benda lainnya: senjata tradisional, benda-benda pusaka/bertuah, alat tasbih, cincin, batu-batuan, benda-benda antik/kuno
        Gambar-gambar bernyawa, patung, topeng-topeng yang dipajang
        Amal-amal wirid atau dzikir yang tidak diajarkan Nabi Muhammad yang tidak ada dalil resmi yang bisa dipertanggungjawabkan, seperti beberapa jenis sholawat, doa-doa yang diwiridkan (diulang-ulang) dengan bilangan yang ditentukan dengan khasiat (fadhilah) tertentu yang tidak ada keterangan shohih secara ilmu keagamaan
        Pernah atau masih aktif dengan ilmu kadigdayan, kanuragan, tenaga dalam yang diperoleh melalui isian, susuk, pernafasan, wirid-wirid dsb
        Pernah atau masih aktif dengan pengobatan yang dilarang secara Syari’at
        Pernah membunuh ular di dalam rumah
        Membuang air panas/menjatuhkan benda berat tanpa basmalah
        Ruangan yang pengap, lembab, kurang cahaya dan sirkulasi udara
       
    Penyebab Eksternal
        Termasuk dalam kelompok sihir, pelet, santet atau tenung/teluh serta sirep/gendam
        ‘Ainul Hasad (pandangan jahat) atau Nafsul Hasad (jiwa yang jahat)
        Dijadikan tumbal
        Check List 3, Reaksi Ketika penyembuhan

Baik dalam  penyembuhan individual dapat terjadi beberapa reaksi-reaksi sebagai berikut.

    Reaksi Aktif
        Gerak fisik. Gerakan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat.
        Gerakan jurus beladiri dsb.
        Suara/ucapan. Teriakan, menangis, suara kesakitan, marah dsb
        Batuk-batuk keras seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan
         terus-menerus, bersin-bersin
       

        Langkah yang dilakukan: Lakukan penyembuhan lebih intensif secara individual, ajaklah jin untuk bicara, didakwahi, diajak bertaubat, perintahkan agar keluar.
    Reaksi Pasif
        Pusing, kepala berat, leher sakit, suara mengganggu di telinga
        Panas badan sebagian atau keseluruhan
        Dingin tiba-tiba sebagian badan atau keseluruhan
        Ada rasa seperti angin di sekitar tubuh
        Kesemutan berat pada tangan atau kaki
        Sesak dada, berdebar-debar, terasa mual
        Terasa bergetar, berdenyut (jawa: kedutan), ada yang berjalan di beberapa bagian dalam tubuh.
        Ingin teriak, ingin menangis
        Tiba-tiba ingin buang air besar/kecil
        Mengantuk berat, gelisah
     

        Langkah yang dilakukan
        a. Tanyakanlah kepada ybs tentang apa yang dirasakannya selama proses penyembuhan. Sarankan agar banyak-banyak istighfar dengan suara pelan sementara penyembuhan dilanjutkan kembali.
        b. Setelah penyembuhan dirasa cukup, tanyakanlah kembali bagaimana keadaannya/yang dirasakannya.
    Tanpa Reaksi
        Tidak ada yang dirasakannya dari hal-hal tersebut di atas.
        Tetapi gangguan atau keluhan yang dirasakan tetap ada.

        Langkah yang dilakukan:
        a. Sarankan agar dengan sungguh-sungguh memusnahkan, meghilangkan, meningglkan sebab-sebab gangguan sebagaimana tersebut di atas.
        b. Sarankan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh
        c. Melanjutkan proses penyembuhan ketika sudah dirasa cukup waktu bahwa yang bersangkutan melaksanakan saran-saran di atas.

Wallahu a’lam 
Konsultasi bisa hubungi
 (andiksugiarto00@gmail.com) 
atau silahkan isi komentar di bawah ini, 
dan untuk pengujian pertama dapat dilakukan penyembuhan secara on line)

Cara menemukan nafsu mutmainah

Cara menemukan nafsu Mutmainah

Dialog Akal dan Nafsu dengan Tuhan


Cara menemukan  nafsu  pada diri sendiri
Untuk dapat menemukan nafsu maka kita juga harus belajar dulu dengan nafsu jelek kita.

Cara menemukan Akal pada diri sendiri

Cara menemukan Nafsu pada diri sendiri

Cara Menemukan Sinar Allah pada diri sendiri

Cara menemukan Sinar Muhammad diri diri sendiri


Jauh sebelum diciptakannya nabi Adam as, Allah telah menciptakan akal dan nafsu. Setelah akal dan nafsu diciptakan, mereka dipanggil untuk menghadap Allah, terjadilah dialog diantara mereka

Allah : Wahai akal siapakah kamu dan siapakah aku?
Akal : aku adalah ciptaanmu, makhlukmu. Engkau adalah penciptaku, Rabb sekalian alam

Tiba giliran nafsu ditanya dengan pertanyaan yang sama seperti akal

Allah : Wahai nafsu siapakah kamu dan siapakah aku?
Nafsu : Aku adalah aku, kamu adalah kamu

Disebabkan jawaban nafsu tersebut, nafsu kemudian dimasukkan ke dalam neraka selama 100 hari. Setelah 100 hari. Ditanya kembali oleh Allah dengan pertanyaan yang sama.

Allah : Wahai nafsu siapakah kamu dan siapakah aku?
Nafsu : Aku adalah aku dan engkau adalah engkau

Dijawab dengan jawaban yang sama sehingga nafsu kembali dimasukkan ke dalam neraka selama 100 hari lagi. Setelah berlalu 100 hari ditanya kembali.

Allah : Wahai nafsu siapakah kamu dan siapakah aku?
Nafus : Aku adalah aku dan kamu adalah kamu

Tak jera juga rupanya nafsu menjawab dengan jawaban yang sama. Kini, nafsu dimasukkan kembali ke dalam neraka selama 100 hari tetapi neraka yang berbeda dari sebelumnya yakni neraka lapar.

Selang waktu berlalu selama 100 hari. Tiba waktu ditanya kembali nafsu oleh Allah.

Allah : Wahai nafsu siapakah kamu dan siapakah aku?
Nafsu : Aku adalah ciptaanmu, Engkau adalah penciptaku

Akhirnya, nafsu mengakui juga bahwa dia adalah ciptaan-Nya walaupun sebelumnya harus mengikuti ego yang kuat tak mau mengakui keberadaan Sang Pencipta. Tetapi, setelah dimasukkan ke dalam neraka lapar, nafsu tersadar dan mengakui bahwa dia adalah ciptaan Allah dan Allah adalan peciptanya.

Begitulah wataknya nafsu sejak diciptakan, memiliki ego yang tinggi dengan keakuan yang tinggi pula sehingga berani menentang apa yang dikatakan oleh Allah. Sama halnya, seperti yang terjadi disekitar kita. Orang-orang yang menuruti hawa nafsunya tentu dia akan melanggar apapun yang telah dilarang oleh Allah untuknya. Sedangkan orang-orang yang bisa mengendalikan nafsu dan akalnya berfungsi secara sehat, dia akan mematuhi segala perintah dan menjauhi semua larangan dari Allah.

Puasa merupakan salah satu cara untuk menjinakkan nafsu yang begitu besar ego dan keakuan akan dirinya tanpa mengenal Sang Pencipta. Puasa inilah yang akan menjadi sarana bagi manusia untuk semakin mendekati diri dan meningkatkan amal ibadah yang ditujukan kepada Allah.

Lewat puasa, manusia diajarkan untuk mampu mengontrol dan mengendalikan nafsu. Tak boleh makan, tak boleh minum, berhubungan suami isteri dan larangan lainnya sejak terbit fajar hingga tenggelam matahari.

Dengan berpuasa secara tidak langsung manusia telah masukkan nafsu ke dalam neraka lapar sebab tak ada satu pun makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia ketika sedang menjalankan ibadah puasa.

Hasil akhir yang diharapkan pun sama seperti kejadian yang dialami nafsu pasca awal diciptakan agar sang diri yang memiliki nafsu tersebut mau mengakui akan beradaan Sang Pencipta dan senantiasa menyembah-Nya.

Jika diibaratkan hewan, nafsu adalah hewan yang sangat liar. Maka, dari itu manusia diminta untuk memberikan ‘tali kekang’ agar nafsu di dalam dirinya tidak liar kesana-kemari dan manusia pun bisa mengendalikannya.

Di dalam tafsir Al-Azhar mahakarya dari Buya Hamka pada surah Al-Fajr, dijelaskan bahwa nafsu terbagi menjadi tiga tingkatan yakni Nafsul Ammarah, nafsu yang selalu mendorong agar berbuat sesuatu diluar petimbangan akal yang tenang. Manusia banyak yang terjerumus ke dalam lembah kesesatan akibat mengikut nafsu yang satu ini.

Setelah mengikuti Nafsul Ammarah timbullah rasa penyesalan diri. Inilah yang disebut dengan Nafsul Lawwamah. Kita lebih mengenalnya di dalam keseharian dengan istilah tekanan batin atau merasa berdosa.

Dari pengalaman dua tingkatan nafsu tersebut yakni Nafsul Ammarah dan Nafsul Lawwamah, maka manusia mampu mencapai tingkatan Nafsul Muthmainnah yakni jiwa yang mencapai tenang dan tentram akibat digambleng terlebih dahulu oleh penderitaan dan pengalaman.

Jiwa yang telah melalui banyak jalan berliku sehingga tidak mengeluh lagi ketika mendaki sebab yakin setelah pendakian pasti ada penurunan. Setelah itu, tidak gembira melonjak kembali ketika penurunan sebab setelah penurunan pasti ada pendakian kembali. Itulah yang disebut jiwa yang telah mencapai iman disebabkan oleh kematangan disaat ditimpa berbagai percobaan.

Jiwa inilah yang akan menjadi dua sayap dalam kehidupan manusia yakni syukur ketika mendapatkan kenikmatan dari Allah dan bersabar ketika memperoleh cobaan dari-Nya.

Semoga dengan berpuasa, kita dapat menjadikan akal sebagai imam nafsu agar mudah mengendalikan dan mengontrol nafsu tetap berada di jalan Allah dengan melaksanakan berbagai kebaikan dan amal ibadah di dalam aktivitas sehari-hari.

Bukan sebaliknya, nafsu yang menjadi imam akal. Maka, hidup manusia akan tanpa arah dan tak jelas jika hanya mengimami nafsu yang pada hakikatnya banyak menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan dan semakin menjauhkan manusia kepada Sang Kholiq.
================
AKU BERSAKSI TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH



Tiang Aishah Masjid Nabawi Madinah

Rahasia Tiang Aishah Di Rauhloh Masji Nabawi Madinah


 - Tiang Saiditina Aishah [Ustuwaanah Aishah (r.a.)]
Dikenali juga sebagai Tiang al-Muhajirin kerana orang Muhajirin selalu berkumpul di sini.

[ Nabi (saw) bersolat di sini dan selepas itu bersolat di Ustuwaanah Hannanah. Ia juga dipanggil Qu’rah Ustuwaanah. Sebab Aishah (ra) melaporkan bahawa Rasulullah (saw) berkata: “Di masjid ini adalah satu tempat itu bahawa jika orang tahu hal sebenar mengenai keberkatannya, mereka akan berduyun-duyun ke arah itu dalam apa-apa cara untuk berdoa di sana. “
Orang bertanya kepada Aishah (ra) untuk menunjukkan tempat yang tepat tetapi dia enggan berbuat. Kemudian, atas kegigihan Abdullah bin Zubair (ra) memujuk, Aishah (ra) menunjuk ke tempat ini. Oleh itu ia dipanggil Ustuwaanah Aishah, kerana hadis yang dilaporkan oleh beliau dan tempat yang tepat telah ditunjukkan oleh beliau. Ia adalah satu fakta bahawa Abu Bakr dan Umar (ra) sangat sering berdoa di sini.]

Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah S.A.W. bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat” - Riwayat Bukhari Muslim.

Aisyah R.A. meriwayatkan bahwa Rasulullah S.A.W. telah bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bapat solat di sana”. Para Sahabat bertanya kepada Aisyah R.A. tentang tempat ini. Aishah R.A. menolak untuk memberitahukan lokasi tempat tersebut. Akhirnya para sahabat pergi, sedangkan Aisyah R.A. masih bersama dengan anak saudaranya Abdullah bin Zubair R.A.(anak kepada Asma' binti Abu Bakar dan juga muslim pertama yang lahir dalam masyarakat Islam semasa peristiwa hijrah ke Madinah) Para sahabat menyaksikan bahwa Abdullah bin Zubair RA melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah R.A. memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada anak saudaranya itu. Tempat itu dinamakan dan dikenali sehingga kini sebagai Tiang Aisyah.

bagaimana mengobati sakit dengan nafsu Mutmainah

Nafsu Mutmainah ini kalau sudah di temukan pada diri kita, Nafsu ini dapat untuk mengobati pada sakit di jasmani kita.  Artinya kalau kita sudah menemukan nafsu Mutmainah rasa sakit pada jasmani kita ini dapat dikalahkan dengan ketenangan,


Cara mengenal beberapa nafsu pada diri kita


Pelajari situasi lingkungan sekitar 

Menemukan Nafsu amarah pada diri sendiri

menemukan nafsu amarah.
nafsu ini dapat kita temukan pada diri kita, ketika kita menjalankan ibadah puasa.  karena pada saat puasa kita berusaha menahan nafsu yang ada pada diri kita.
cara nya adalah dengan merasakan aliran perasaan Marah yang kita tahan pada saat puasa.  Aliran amarah akan terasa panas pada diri kita,  rasa panas ini dapat kita lakukan jika kita sudah menjalankan puasa, ataupun saat menjalankan ibadah puasa.   Setelah itu lakukan kegiatan rutin dengan merasakan sesuatu yang ada di lingkungan kita. Karena kalau sudah peka, mendengarkan orang yang sedang marah, itu sudah menyebabkan rasa panas di tubuh kita.


emosi sangat sulit dikenali pada diri kita, jika kita tidak berusaha mendeteksi se dini mungkin. Dan sungguh emosi ini sangat menyulitkan kita, pada kehidupan kita kelak.
 

timbangan seorang mukmin

Hadist (TIRMIDZI - 1925) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami Amru bin Dinar dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ya'la bin Mamlak dari Ummu Darda` dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Aisyah, Abu Hurairah, Anas dan Usamah bin Syarik. Dan hadits ini adalah hadits hasan shahih.

berusaha jujur

Hadist
(TIRMIDZI - 1916) : Telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Mukarram Al 'Ammiyyu Al Bashari, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik ia berkata, Telah menceritakan kepadaku Salamah bin Wardan Al Laitsi dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan berbohong (dan berbohong pada waktu itu sesuatu yang tidak dibenarkan) maka akan dibangunkan untuknya rumah di sekitar surga, barangsiapa yang meninggalkan perdebatan (sedang dia orang yang berhak untuk berdebat) maka akan dibangunkan untuknya rumah di tengah surga, dan barangsiapa yang memperbagus akhlaknya maka akan dibangunkan rumah untuknya di bagian yang paling atas." Ini merupakan hadits hasan yang tidak kami ketahui, kecuali dari hadits Salamah bin Wardan dari Anas bin Malik

orang mukmin

Hadist
(TIRMIDZI - 1082) : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya." Abu Isa berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Dia menambahkan; "Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan sahih."

kisah Nabi Musa as dengan Nabi Khidir as

Hadist (BUKHARI - 4356) : Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Dinar dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Jubair dia berkata; "Saya berkata kepada Ibnu Abbas bahwasanya Nauf Al Bikali menganggap bahwa Musa 'Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Ibnu Abbas berkata; 'Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepadaku Ubay bin Ka'ab bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

 'Suatu ketika Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk berpidato di hadapan kaum Bani israil.' Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya; 'Hai Musa, siapakah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini? '
 Nabi Musa menjawab; 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini.' Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa 'Alaihis Salam.
 Karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang diperolehnya itu adalah pemberian Allah.
 Lalu Allah mewahyukan kepada Musa; 'Hai Musa, sesungguhnya ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya dan lebih pandai darimu dan ia sekarang berada di pertemuan dua lautan.'
Nabi Musa 'Alaihis Salam bertanya; 'Ya Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hambaMu itu? '
 Dijawab; 'Bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Manakala ikan tersebut lompat, maka di situlah hambaKu berada.'
 Kemudian Musa pun berangkat ke tempat itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya' bin Nun.
 Nabi Musa sendiri membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun tertidur lelap. Tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut berguncang keluar, lalu masuk ke dalam air laut. lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu,
 (Al Kahfi: 61).
 'Allah telah menahan air yang dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanannya siang dan malam. Rupanya murid Nabi Musa lupa untuk memberitahukannya.
 Pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya; 'Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan kita ini.'


 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Belum berapa jauh Musa melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya, muridnya berkata; 'Tahukah Anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar tadi, maka sesungguhnya saya lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang membuat saya lupa untuk menceritakannya kecuali syetan, sedangkan ikan tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata; 'Itulah tempat yang sedang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jalan mereka semula. 'Kemudian keduanya menelusuri jejak mereka semula.' Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa 'Alaihis Salam mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidhir bertanya kepada Musa; 'Dan dari manakah salam di negerimu? ' Musa berkata; 'Saya adalah Musa.' Nabi Khidhir bertanya; 'Musa Bani Israil.' Nabi Musa menjawab; 'Ya.' Musa berkata kepada Khidhir; Aku mendatangimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? ' Nabi Khidhir menjawab; 'Sesungguhnya sekali-kali kamu tidak akan sanggup dan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? ' Musa berkata; 'Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku pun tidak akan menentangmu dalam suatu urusan pun.' Khidhir menjawab; 'Jika kamu tetap mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan sesuatu hingga aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.' Musa menjawab; 'Baiklah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menyusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan perahu. Ternyata orang-orang perahu itu mengenal baik Nabi Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah.' Lalu Nabi Khidhir mendekat ke salah satu papan di bagian perahu itu dan setelah itu mencabutnya. Melihat hal itu, Musa menegur dan memarahinya; 'Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka untuk kamu tenggelamkan penumpangnya? ' Khidhir menjawab; 'Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sabar ikut bersamaku.' Musa berkata sambil merayu; 'Janganlah kamu menghukumku karena kealpaanku dan janganlah kamu membebaniku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.' Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari perahu tersebut. Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya yang lain. Kemudian, Nabi Khidhir segera memegang dan membekuk kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga menemui ajalnya. Dengan gusarnya Nabi Musa berupaya menghardik Nabi Khidhir; 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang tak berdosa, sedangkan anak kecil itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang munkar? ' Khidhir berkata; 'Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar dalam mengikutiku. Dan ini melebihi dari yang sebelumnya.' Musa berkata; 'Jika aku bertanya kepadamu tenteng sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaf) kepadaku.' Selanjutnya Nabi Musa dan Khidhir melanjutkan perjalanannya. Ketika kami berdua tiba di suatu negeri, maka keduanya pun meminta jamuan dari penduduk negeri tersebut, tapi sayangnya mereka enggan menjamu keduanya. Lalu keduanya mendapatkan sebuah dinding rumah yang hampir roboh dan Nabi Khidhir pun langsung menegakkannya (memperbaikinya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Dinding itu miring (sambil memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.' Musa berkata kepada Khidhir; 'Kamu telah mengetahui bahwa para penduduk negeri yang kita datangi ini enggan menyambut dan menjamu kita. Kalau kamu mau, sebaiknya kamu minta upah dari hasil perbaikan dinding rumah tersebut. Akhirnya Khidhir berkata; 'Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan beritahukan kepadamu tentang rahasia segala perbuatan yang kamu tidak sabar padanya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Sebenarnya aku lebih senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir bisa diceritakan kepada kita dengan lebih panjang lagi. Sa'id bin Zubair berkata; 'Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur'an yang artinya; 'Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus. Ibnu Abbas juga membacakan ayat Al Qur'an yang artinya; 'Anak kecil yang dibunuh Nabi Khidhir itu adalah kafir sedangkan kedua orang tuanya mukmin.'

kisah Nabi Muhammad sa3w isro mikroj

Hadist
(BUKHARI - 336) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik berkata, Abu Dzar menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril Alaihis Salam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku sudah sampai di langit dunia, Jibril Alaihis Salam berkata kepada Malaikat penjaga langit, 'Bukalah'. Malaikat penjaga langit berkata, 'Siapa Ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril'. Malaikat penjaga langit bertanya lagi, 'Apakah kamu bersama orang lain? ' Jibril menjawab, "Ya, bersamaku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.' Penjaga itu bertanya lagi, 'Apakah dia diutus sebagai Rasul? ' Jibril menjawab, 'Benar.' Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ketika itu ada seseorang yang sedang duduk, di sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang di sebelah kanannya ia tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis. Lalu orang itu berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, "Dialah Adam Alaihis Salam, dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahli surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangis.' Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata kepada penjaganya seperti terhadap penjaga langit pertama. Maka langit pun dibuka'." Anas berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim semoga Allah memberi shalawat-Nya kepada mereka. Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali bahwa beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas melanjutkan, "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia melewati Idris. Maka Idris pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Musa.' Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia pun berkata, 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah 'Isa.' Kemudian aku melewati Ibrahim dan ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam.' Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis." Ibnu Hazm berkata, "Anas bin Malik menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza wajalla mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak lima puluh kali. Maka aku pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu ia bertanya, 'Apa yang Allah perintahkan buat umatmu? ' Aku jawab: 'Shalat lima puluh kali.' Lalu dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan sanggup! ' Maka aku kembali dan Allah mengurangi setengahnya. Aku kemudian kembali menemui Musa dan aku katakan bahwa Allah telah mengurangi setengahnya. Tapi ia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan sanggup.' Aku lalu kembali menemui Allah dan Allah kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian aku kembali menemui Musa, ia lalu berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tetap tidak akan sanggup.' Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, Allah lalu berfirman: 'Lima ini adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisi-Ku! ' Maka aku kembali menemui Musa dan ia kembali berkata, 'Kembailah kepada Rabb-Mu! ' Aku katakan, 'Aku malu kepada Rabb-ku.' Jibril lantas membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi."

. Hawa adalah keinginan sedangkan nafsu adalah perbuatan

Telah kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi dan segala sesuatu yang ada diantaranya bertasbih kepada Allah SWT.
 Dalil Alqur’an bahwa benda mati dan benda hidup bertasbih: QS. Al Israa (17) : 44 Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
 Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Dari ayat diatas dijelaskan bahwa benda hidup dan benda mati bertasbih kepada Allah SWT. QS.Saba/34:10 Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, Dalil hadist bahwa benda mati juga bertasbih: ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh dahulu kami mendengar makanan bertasbih dalam keadaan sedang dimakan.” [HR.Bukhari:3579] Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya aku menyaksikan Rasulullah SAW dalam sebuah halaqoh; ditangannya ada batu kerikil, lalu batu kerikil itu bertasbih di telapak tangannya. Bersama kami ada Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma, maka orang-orang yang berada dalam halaqoh semua mendengar tasbihnya. Kemudian (batu itu) diberikan kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu; lalu batu tersebut bertasbih ditelapak tangannya , semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertasbih lagi ditangannya. Kemudian diberikan kepada ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditelapak tangannya, semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kepada ‘Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditangannya. Kemudian diberikan kepada kami, tetapi batu tersebut tidak bertasbih ketika berada di tangan salah seorang dari kami. [HR.ath Thabrani]

 Dalil Secara Ilmu Fisika : Kita tahu bahwa setiap benda itu kalau dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil disebut MOLEKUL dan molekul ini masih dpt dilihat. Molekul jika dipecah pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi disebut ATOM. Atom terdiri dari INTI ATOM dan ELEKTRON. Inti atom dibagi lagi menjadi dua bagian : PROTON dan NETRON, Proton bermuatan positif (+), netron mempunyai muatan netral dan elektron bermuatan negatif (-). Elektron ternyata hidup dan berputar (thawaf) mengelilingi inti atom dengan kecepatan 300.000.000 meter/detik sama dengan kecepatan cahaya nampak. Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan: Bahwa pada hakekatnya tidak ada benda mati (meja kursi dll) karena apa? Karena elektron selalu berputar/bergerak (thawaf) dengan kecepatan 300.000.000 meter/detik mengelilingi inti atom.

 Siapa yang menggerakkan elektron tersebut? Apa karena adanya gaya tarik menarik antara proton dan elektron? Mungkin ya.

 Lantas siapa yg memerintahkan terjadinya gaya tarik menarik tsb?

 Dalam ibadah haji kita juga mengenal adanya thawaf (berputar mengelilingi Ka'bah).

 Ini identik dengan thawafnya elektron mengelilingi inti atom. Dan juga identik dengan planet-planet (bumi, bulan, dll) di galaksi bimasakti yg berputar/bergerak (thawaf) mengelilingi matahari. Yah, mungkin ini adalah salah satu tasbihnya ciptakan Allah SWT. (Wa Allahu a'lam bisshawab) Lantas bagaimana dengan api, angin, air dan tanah? Tentu benda tsb juga bertasbih, dan untuk melakukan tasbih tentu mempunyai roh (daya hidup). Malaikat juga bertasbih, karena jika malaikat tsb berhenti bertasbih maka dia akan mati.

 Ini artinya roh (daya hidup) malaikat tsb ada pada tasbih. “Segala sesuatu jika berhenti bertasbih kpd Allah SWT maka sesuatu itu akan lebur, musnah, lenyap, hilang keberadaannya (eksistensinya).”

Dengan demikian berdasarkan dalil-dalil diatas penulis berkesimpulan bahwa api, angin, air dan tanah pun juga mempunyai roh, karena kempatnya juga selalu bertasbih. => HAWA dan NAFSU Dalam Al'Qur'an nafsu diistilahkan dengan "jiwa". Ada nafsu/jiwa yg jahat dan ada juga nafsu/jiwa yg baik. Nafsu menimbulkan atau mengeluarkan hawa yang dalam istilah selanjutnya digabung menjadi satu yaitu “HAWA NAFSU”

. Hawa adalah keinginan sedangkan nafsu adalah perbuatan. Hawa bisa juga adalah radiasi yang ditimbulkan oleh nafsu. Misalkan kita ingin makan, keinginan untuk makan itu disebut hawa. Jadi hawa itu masih dalam batas keinginan. Kemudian jika keinginan tersebut ditindaklanjuti sehingga kita makan, maka perbuatan makan tersebut disebut nafsu. Jadi sebetulnya yang perlu di kendalikan itu adalah hawanya atau keinginannya.

 Jika hawa terkendali otomatis nafsu juga akan terkendali. Oleh sebab itulah kenapa istri nabi Adam AS diberi nama Siti Hawa.

Karena memang berawal dari keinginan nabi Adam AS yang saat itu merasa kesepian. Nafsu atau jiwa juga mempunyai jasad tapi jasad halus, dan didalam jasad halus itu juga ada rohnya.

 Roh dari nafsu/jiwa berbeda dengan roh manusia, Roh manusia turun/ada pada janin bayi ketika janin bayi berumur antara 3 sampai 4 bulan dalam kandungan ibu. Sedangkan nafsu/jiwa saat itu sudah ada lebih dahulu. Makanya janin bayi sudah hidup dan berkembang (ada denyutan) karena memang disitu sudah ada rohnya, yaitu rohnya dari 4 nafsu/jiwa tadi. KAPAN NAFSU-NAFSU (JIWA-JIWA) ITU MULAI ADA? Nafsu/Jiwa sudah ada bersama sperma, dan bisa hidup lama jika bertemu dengan pasangannya yaitu sel telur (terjadi pembuahan) dan menempel di rahim untuk berkembang. Sperma hidup dan bisa berlari dengan kecepatan tertentu mencari sel telur untuk menyatu (membuahi) dan hidup di dalam rahim. Sperma hidup dan bisa berlari karena mengandung jasad-jasad halus (mengandung nafsu-nafsu/jiwa-jiwa) dimana jasad-jasad halus tersebut mempunyai roh. Nafsu/jiwa hidup menyatu dengan jasad manusia, dan berkembang serta bertingkah laku mengikuti perkembangan jasad manusia, dari janin bayi dlm perut ibu, lahir menjadi bayi, menjadi anak-anak, remaja, pemuda/dewasa, dan akhirnya tua dan juga nafsu tersebut akhirnya juga mati (sempurna kembali ke asalnya). JENIS-JENIS NAFSU 1. NAFSU AMARAH Nafsu amarah disebut juga EGO adalah nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang lainnya. Bahkan ada yang mengatakan nafsu/ego ini lebih kejam dari pada 70 sifat syetan. Firman Allah Ta’ala : Surat 12 (YUSUF) Ayat 53 ............Karena Sesungguhnya nafsu amarah itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku........ Nafsu amarah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus terluar sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna merah. Karena menempati lapisan terluar maka nafsu ini biasanya lebih cepat responnya kalau ada apa-apa dibanding dengan jenis nafsu yang lainnya. Nafsu amarah berasal dari unsur saripati api, sama dengan jin yg juga diciptakan dari unsur api. Disini ada kesamaan unsur antara pembuatan manusia dengan pembuatan jin yaitu sama sama mengandung unsur api. Karena berasal dari unsur api tentu nafsu ini juga akan membawa/mewarisi sifat-sifat dari api itu sendiri. Sifat-sifat dari api antara lain adalah: Api bersifat panas => Pada diri manusia nafsu ini selalu akan membangkitkan rasa panas/emosi/pingin marah-marah melulu/temperament, mudah tersinggung, ingin beranten, suka bikin jengkel orang lain dan suka jengkel kepada orang lain, suka memecah belah persatuan, memfitnah, mengadu domba, dalam skala negara ingin perang/menjajah/menguasai negara lain, dan lain sebagainya. Api berwarna merah => Pada saat diri manusia dikuasai oleh nafsu ini biasanya raut mukanya berwarna merah, telinga juga merah, jantung berdetak kencang (nafsu amarah ini memang ada hubungannya dengan jantung manusia). Api selalu mengambil posisi berdiri tegak keatas menantang, tidak ada api menyala kearah bawah atau kesamping. Jika nyala api diarahkan kesamping atau kebawah tentu ujung api tersebut tetap akan berusaha pada posisi berdiri => Jika manusia sedang dikuasai oleh nafsu api amarah ini maka pada diri manusia tersebut akan mempunyai sifat sombong, tidak mau menerima kebenaran seperti sifat Iblis, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri,. Padahal sombong adalah pakaian Allah SWT bukan pakaian manusia atau makhluk. Namun demikian bukan berarti kita sebagai manusia tidak membutuhkan nafsu amarah. Sebagai manusia kita tetap harus punya amarah, tetapi amarah yang dibolehkan menurut ajaran Islam. Ambisi untuk maju itu nafsu amarah, ambisi untuk bisa naik jabatan dalam pekerjaannya itu juga nafsu amarah, ambisi untuk selalu menang dalam suatu persaingan dalam bidang apapun itu juga salah satu sifat nafsu amarah, dll. Kalau manusia tidak punya nafsu amarah maka berarti dia bukan manusia, mungkin malaikat. Jadi intinya nafsu amarah itu harus tetap ada pada diri manusia, Cuma kitanya saja yg harus pandai-pandai mengendalikan hawa amarah yg ditimbulkan oleh nafsu amarah itu. WaAllahu’alam bissowab. 2. NAFSU LAWWAMAH Firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an : Surat 75 (Al Qiyaamah) Ayat 2: “Dan tidak! Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah (jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri)” Dalam tafsir DEPAG dijelaskankan bahwa : Bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan. Jadi nafsu lawwamah itu nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, baik perbuatan terpuji maupun perbuatan tercela, artinya bahwa nafsu ini diri yang tidak mempunyai pendirian. Sifat seperti ini dimiliki oleh anasir angin dan memang nafsu ini tercipta dari anasir angin. Coba kita perhatikan tingkah laku angin. Angin bergerak tidak tentu arahnya (tidak punya pendirian), terkadang ke arah utara, selatan, timur, barat, keatas dll. Bergeraknya angin biasanya tergantung oleh musim atau tekanan angin. Jika manusia lebih dominant nafsu lawwamahnya maka orang tersebut cenderung mempunyai sifat tidak punya pendirian, selalu terbawa arus, plinplan, terbawa oleh mode trend saat itu. Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat sama dengan sifat binatang, yaitu nafsu birahi/sex dan nafsu makan yg terkadang berlebihan. Meskipun demikian nafsu ini tetap saja ada sisi baiknya, tinggal bagaimana kitanya saja. Nafsu lawwamah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus kedua dari luar setelah nafsu amarah sebagai pembungkus hati nurani dan Cahaya nafsu ini berwarna kuning. 3. NAFSU MULHIMAH Nafsu mulhimah berasal dari anasir air. Karena berasal dari saripati air maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari air. Sifat-sifat dari air antara lain adalah: Air selalu mencari posisi tempat yang paling rendah. Jika lebih dominant nafsu mulhimah ini maka manusia tsb akan mempunyai sifat rendah hati terhadap sesamanya dan selalu merasa rendah diri dihadapan Tuhannya. Air selalu mengambil bentuk dari wadah yang ditempatinya. Artinya manusia tsb pandai menempatkan diri, pandai membawa diri terhadap lingkungan sekitarnya atau bisa menyesuaikan diri kepada siapa yang sedang dihadapinya, dll. Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat empati, gampang iba dan belas kasihan terhadap sesama, suka menolong, dll. Nafsu mulhimah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus ketiga dari luar setelah nafsu lawwamah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna putih. 4. NAFSU MUTMAINAH Firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an : Surat 89 (Al Fajr) ayat 27 Yg artinya : Hai jiwa yang tenang Nafsu mutmainah berasal dari saripati tanah. Karena berasal dari saripati tanah maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari tanah. Sifat-sifat dari tanah/bumi antara lain adalah: Tanah/bumi sering disakiti tapi malah selalu memberi manfaat. Lihatlah tanah/bumi, di injak-injak, dicangkuli, diambil isi perutnya (diambil hasil tambangnya), digunduli rambutnya (ditebangi pohon-pohonnya), dirubah bentuknya (diratakan gunung-gunungnya) dan lain sbgnya. Namun tanah tetap sabar. Oleh karena itu orang yg sudah mencapai tingkatan sifat tanah/bumi atau nafsu mutmainah ini biasanya mempunyai sifat yang sabar, rela menanggung beban orang lain dan lain-lain. Sifat lain dari nafsu ini adalah selalu ingin beribadah terus sehingga terkadang yang lainnya terlupakan. Nafsu mutmainah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus keempat dari luar setelah nafsu mulhimah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna hitam.

macam macam nafsu

1.Nafsu Amarah,
 “Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa membawa sesuatu yang buruk dan menggelincirkan.” Nafsu amarah cenderung mendapatkan kesenangan jasmaniah, sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah. Sebagai contoh nafsu amarah adalah marah.
2.Nafsu Lawamah,
Dalam nafsu lawamah ini sudah timbul penyesalan, walaupun penyesalan itu datangnya belakangan. Ketika mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT maka akan mulai timbul penyesalan atas pelaksanaan tersebut. Pekerjaan yang dilarang masih sering dikerjakan namun terkadang suatu ketika menyadari bahwa kegiatan itu dilarangNya.
3.Nafsu Mutmainah,
 Nafsu ini merupakan nafsu yang kosong dari sifat-sifat tercela. Sifat-sifat jelek sudah mulai dapat dihilangkan, dan mulai mengerjakan solat sunah, berdzikir, wirid. Orang yang dikuasai nafsu mutmainah sudah belajar untuk istiqomah dan beramal soleh dan mulai meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah.
4.Nafsu Mulhamah,
 Orang-orang pada tingkatan nafsu ini jiwanya sudah diilhami dari ilmu-ilmu yang langsung dari Allah. Sifat-sifatnya antara lain kalaah, sarofah dan sifat sabar yang melebihi orang lain dan mudah bersyukur. Sabar dan syukur merupakan hal yang sulit disatukan, karena sabar biasanya bagi orang-orang yang sedang dilanda musibah. Jika dia bias bersabar dan masih bias bersyukur maka itu merupakan hal yang sangat luar biasa.
5.Nafsu Rodiah,
 Merupakan nafsu dimana orang yang memilikinya selalu ridho kepada Allah SWT. Segala sesuatu keputusan Allah baik hal yang baik maupun yang buruk selalu diterima dengan ridho.
6.Nafsu Mardhiyah,
 Merupakan nafsu yang diridhoi Allah ketika kita kembali kepada Allah SWT. Dan nafsu inilah yang sangat diidamkan oleh setiap muslim untuk dapat dikuasai ketika kembali kepada Allah.
7.Nafsu Kamilah,
 Merupakan sifat kesempurnaan bagi manusia. Jiwa dengan Allah sudah menyatu. Sebagai contoh adalah nafsu kamilah ini sudah dikuasai oleh Ali bin Abi Thalib, ini terbukti ketika Ali sedang solat dan terkena anak panah, Ali tetap khusu’ dalam solatnya walaupun seseorang sudah mencabut anak panah tersebut. Komunikasi dengan Allah yang begitu nikmat sehingga menyebabkan apapun yang terjadi tidak dirasakan lagi. Dan nafsu ini hanya dikaruniakan Allah kepada umatnya yang bertaqwa.

cara menemukan Nafsu Mutmainah

Hidup bersama dengan Nafsu Mutmainah
surat Al-Fajr “ Hai Jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridloi. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surgaku”  Baiklah kita kembali ke proses menuju nafsu mutmainah. Kalau kita kembali melihat ayat Al Qur'an tentang penciptaan manusia, maka sebenarnya hanya ada DUA eksistensi yang ada pada setiap manusia itu, yaitu ada DIRI (NAFS) yang berasal dari saripati tanah disatu pihak, dan ada entitas yang bukan dari sari pati tanah yang dipanggil dengan mesra oleh Tuhan sebagai RUH-KU dipihak lainnya sebagaimana ayat di atas. Ya...., hanya ada dua, DIRI (NAFS) dan MIN-RUHI. SIAPA AKU......??? Andik itu nama AKU. Jadi Andik itu AKU, tapi sebagai TANDA ADA SAYA. Yaaa..., pada Andik itu ada AKu. Kemanapun andik pergi ehhhh...., disitu ada AKU Dulu, sekarang, dan yang akan datang ehhh..., ternyata juga ada Aku. Ngapain pun Andik...., disitu ada Aku. Saya menulis lewat tangan Andik..... Oooo..., ternyata Aku yang menggerakkan tangan Andik untuk menulis. Tangan Andik hanya benda yang digerakkan saja. Karena ada Aku, maka tangan Andik seakan-akan bisa bergerak untuk menulis. Karena di sekolah ada Aku, maka tangan Andik bisa menulis di kelas. Di rumah juga ada aku, sehingga tangan Anik juga bisa menulis di rumah...!!. Heii..., di Mojokerto pun ada aku, sehingga tangan Aku pun bisa menulis di Mojokerto...!!. Oooo..., ternyata Aku juga melihat lewat mata Andik. Aku yang mengalirkan rasa melihat pada mata Andik sehingga andik seperti bisa melihat. Kemana pun Andik pergi, Aku bisa melihat lewat mata Andik. Bahkan saat mata andik ditutup pun Aku masih bisa melihat, Aku melihat GELAP, dan Aku TAHU itu gelap. Karena Akulah yang melihat itu. Mata Aku hanyalah Makhluk yang seakan-akan bisa melihat karena saya melaluinya dengan melihat Aku. Oooo..., ternyata Aku juga mendengar lewat telinga andik. Aku yang mengalirkan rasa mendengar pada telinga Andik sehingga Andik seperti bisa mendengar. Kemana pun Andik pergi, saya bisa mendengar lewat telinga Andik. Bahkan saat telinga Andik ditutup pun Aku masih bisa mendengar, Aku mendengar SENYAP, dan Aku TAHU itu senyap. Karena Akulah yang mendengar itu. Telinga Aku hanyalah mendengar karena Aku melaluinya dengan mendengarkan Aku . Oooo..., ternyata Aku juga tahu lewat otak Manusia. Aku “tahu” apa-apa yang difikirkan oleh otak Andik. Saat otak Andik dialiri rasa mikirin yang baik-baik, Aku tahu itu. Saat otak Andik dialiri mikirin yang tidak baik, Aku juga tahu itu. Bahkan saat otak Andik tidak dialiri mikirin apapun Aku juga tahu. Karena Akulahlah yang tahu itu. Otak Aku hanyalah untuk berfikir karena Aku memang berfikir . Ooooo..., ternyata Aku juga tahu saat dada Aku dilanda berbagai rasa. aku tahu persis saat dada Aku dilanda rasa marah, saat dada Aku dibekap rasa benci, saat dada Aku dibuai rasa cinta, saat dada Aku dilanda rasa sedih, saat dada Aku menuai rasa apa saja. Aku tahu persis. Karena Akulah yang ”tahu” itu. Dada Aku hanyalah bisa merasa, Ahaa...., ternyata AKU berada "DIATAS" semua itu. Yaaa....., posisi AKU diatas bergeraknya manusia, Aku ada melihat SAYA, Aku ada diatas mendengar , Aku ada diatas otaknya manusia, Aku ada diatas rasanya manusia, Aku ada diatas “tahu”-nya Manusia. Karena aku adalah Yang Bergerak, aku adalah Yang Melihat, aku adalah Yang Mendengar, karena Aku adalah Yang Tahu (Bashirah). "Balil Insanu 'ala nafsihi Bashirah.... Pada manusia itu, diatas dirinya (nafs) ada bashirah (yang tahu)" Sedangkan manusia adalah TANDA ADANYA AKU, Bergeraknya manusia kemana pun adalah TANDA ADA AKU, Bahkan diatas DIRI saya (NAFS) yang HAKIKI, yaitu substansi yang universal, yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat tubuh manusia, otak manusia, maupun rasa Manusia, yang Luas Tak terhingga, yang meliputi segala sesuatu, yang muthmainnah (tenang, tenteran), juga ada Aku.....!!!!. Oopppsss... Jebakannya ternyata ada disini....!!!! Halus sekali..., munculnya nyaris tak mudah untuk menyadarinya. Apa jebakannya ????? • Karena Aku bisa mencapai posisi asli diri Aku (Nafs), yaitu substansi yang universal (nafsul muthmainah), yang luas tak terhingga, yang meliputi segala sesuatu, maka Aku merasa bahwa dimana-mana YANG ADA tetap ada Aku. Akan tetapi pada saat yang sama Aku juga BISA MENYADARI ADANYA SUBSTANSI LAIN, sebut saja DIA. Yaaa..., “saya” juga merasa ada “DIA”. Akan tetapi antara AKU dan DIA TIDAK terpisahkan. Sayangnya AKU masih merasa bahwa AKU TETAP ada. Sehingga AKU merasa menjadi DIA. dan Dia menjadi AKU. "DIA adalah yang Menciptakan Aku, dan Aku adalah Manusia.....Tatwam Asi"....!!!. Atau Aku merasa bahwa "Aku bersatu dengan DIA...yang nantinya akan memunculkan konsep “hulul, emanasi, wihdatul wujud". Dua berpadu menjadi satu, akan tetapi Aku masih tetap ada, • Karena Aku yang melihat, Aku yang mendengar, Aku yang tidak tahu, Aku yang merasa, Aku yang berfikir..., maka Aku seperti merasa tidak ada apa-apa lagi selain saya. Hanya ada aku.....!!!.. Akan tetapi pada saat mengaku hanya ada saya ini, maka yang muncul adalah pengakuan:AKU BERSAKSI BAHWA TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH ROSULULLAH

cara mendeteksi adanya nafsu pada diri sendiri

Cara menemukan nafsu pada diri sendiri
Untuk dapat menemukan nafsu pada diri kita. khusus yang Nafsu Mutmainah pada diri sendiri.  Ada tahapan khusus. Dalam hal ini cara yang utama yang dapat kita lakukan adalah mendeteksi Beberapa Nafsu yang nasuk ke tubuh kita.  Karena yang merasakan adalah diri kita sendiri, maka ini kita sudah menggunakan ilmu Rasa, Dan rasa tenang inilah yang kita cari, dan berusaha menemukannya lewat diri sendiri.

Selasa, 29 Juli 2014

Menuju jalan ke Nafsu Mutmainah

Menuju jalan ke Nafsu Mutmainah dalam mencari nafsu mutmainah, manusia diuji dengan segala macam ujian yang pada hakekatnya manusia sendiri tidak tahu, apa yang terjadi pada diri kita.

Cara meminta izin mempelajari nafsu kepada Allah

Cara meminta izin belajar tentang nafsu kepada Allah
Memang hampir sulit dilakukan seukuran kita, yaitu manusia biasa, dapat belajar langsung kepada Allah.   Hanya khusus dari golongan Nabi saja yang dapat. Tetapi dengan pengalamanlah manusia dapat belajar, artinya sebuah pengalaman dan peristiwa yang memang sudah terjadi pada diri kita.

Cara berdialog dengan nafsu mutmainah

Berdialog dengan diri sendiri melalui nafsu mutmainah
Pada tahapan ini untuk dapat berdialog dengan diri sendiri, maka yang hadir adalah diri kita sendiri.  Pada tahapan ini kita sudah dapat menggunakan teman kita, yaitu diri kita sendiri. Karena sebenarnya diri kita ada 2, yaitu diri kita yang ada unsur jasad, dan diri kita yang ada di alam Ruh.  (atau katakanlah kita bertemankan dengan Nafsu mutmainah kita sendiri.
berarti kalau sudah sampai tahapan ini, maka ini sudah memakai syafaat Risululloh, artinya sudah mendapatkan izin dari Allah.
Dan kalau sudah dapat mencapai tahap ini, insya Allah akan di beri ijin untuk menguak keindahan sholat , Ketenangan dalam sholat. Dan sekaligus merasakan nikmatnya sholat.

Dan Insya Allah akan di beri makna dalam hidup.
Kisah selanjutnya dapat menguak tentang rahasia sholat di Tiang Aishah di Masjid Nabawi

Cara mengenalkan akal pikiran pada hati kita

Mengenalkan akal  pada pikiran kita.
Isi hati kita dengan Hati yang bersih, Caranya adalah dengan membersihkan pikiran, dari pikiran yang jelek terhadap apapun.  Isi pikiran dengan berpikir yang baik. Karena dalam hal ini kita tidak boleh sama sekali ikut campur dalam urusan kejelekan pada sesama

Cara berguru pada akal pikiran kita

Berguru dengan Akal pikiran kita sendiri.
 Untuk dapat berguru pada akal dan pikiran, ada beberapa tahapan yang wajib kita lakukan.  Karena sebenarnya akal pikiran kita ini ada yang mengendalikan Dia adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Cara untuk menemukan cahaya Illahi

Untuk dapat menemukan cahaya Illahi, memang ada batasan umur dan usia. Karena untuk dapat membersihkan bathin.  memang perlu panduan khusus. Dan panduan khusus itu berasal dari pikiran kita.  Maksud penjelasannya begini hati kita ini adalah Milik Allah, sedang kita ini sebagai manusia dititipinya akal pikiran.  maka akal pikiran inilah yang menjadi guru kita sendiri.

Cara mengabdikan diri pada Allah sang Pencipta Alam

Tahapan awal agar kita benar-benar dapat mengabdikan diri pada Yang Menciptakan Bumi adalah kita harus dapat membaur dengan alam.
1. Memahami dan membersihkan diri
2. Kenali lingkungan yang terdiri dari alam dan Tumbuhan dan makhluk Ghoib di sekitar kita
3. Pahami Rukun iman
4. Pahami Rukun Islam
5, Yakinkan Diri bahwa diri ini ada yang punya

Cara mengenal diri sendiri

Untuk dapat mengenal diri kita sendiri, ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan. Sadari kesalahan kita.

Cara memahami jiwa ini ada yang punya

Jiwa ini ada yang punya, maka untuk dapat merasakan bahwa jiwa ini ada yang punya. Aturan mainnya adalah kita tidak pernah ikut campur dalam hal urusan kejelekan tentang makhluk Allah. karena semua itu sudah diaturNya

Cara menemukan jati diri

Disini kami akan menjelaskan cara-cara menemukan jati diri pada diri kita. Karena manusia berasal dari tanah maka jelas bahwa semua kita sebagai manusia pasti akan kembali ke tempat asal.