Arsip Blog

Rabu, 30 Juli 2014

cara menemukan Nafsu Mutmainah

Hidup bersama dengan Nafsu Mutmainah
surat Al-Fajr “ Hai Jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridloi. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surgaku”  Baiklah kita kembali ke proses menuju nafsu mutmainah. Kalau kita kembali melihat ayat Al Qur'an tentang penciptaan manusia, maka sebenarnya hanya ada DUA eksistensi yang ada pada setiap manusia itu, yaitu ada DIRI (NAFS) yang berasal dari saripati tanah disatu pihak, dan ada entitas yang bukan dari sari pati tanah yang dipanggil dengan mesra oleh Tuhan sebagai RUH-KU dipihak lainnya sebagaimana ayat di atas. Ya...., hanya ada dua, DIRI (NAFS) dan MIN-RUHI. SIAPA AKU......??? Andik itu nama AKU. Jadi Andik itu AKU, tapi sebagai TANDA ADA SAYA. Yaaa..., pada Andik itu ada AKu. Kemanapun andik pergi ehhhh...., disitu ada AKU Dulu, sekarang, dan yang akan datang ehhh..., ternyata juga ada Aku. Ngapain pun Andik...., disitu ada Aku. Saya menulis lewat tangan Andik..... Oooo..., ternyata Aku yang menggerakkan tangan Andik untuk menulis. Tangan Andik hanya benda yang digerakkan saja. Karena ada Aku, maka tangan Andik seakan-akan bisa bergerak untuk menulis. Karena di sekolah ada Aku, maka tangan Andik bisa menulis di kelas. Di rumah juga ada aku, sehingga tangan Anik juga bisa menulis di rumah...!!. Heii..., di Mojokerto pun ada aku, sehingga tangan Aku pun bisa menulis di Mojokerto...!!. Oooo..., ternyata Aku juga melihat lewat mata Andik. Aku yang mengalirkan rasa melihat pada mata Andik sehingga andik seperti bisa melihat. Kemana pun Andik pergi, Aku bisa melihat lewat mata Andik. Bahkan saat mata andik ditutup pun Aku masih bisa melihat, Aku melihat GELAP, dan Aku TAHU itu gelap. Karena Akulah yang melihat itu. Mata Aku hanyalah Makhluk yang seakan-akan bisa melihat karena saya melaluinya dengan melihat Aku. Oooo..., ternyata Aku juga mendengar lewat telinga andik. Aku yang mengalirkan rasa mendengar pada telinga Andik sehingga Andik seperti bisa mendengar. Kemana pun Andik pergi, saya bisa mendengar lewat telinga Andik. Bahkan saat telinga Andik ditutup pun Aku masih bisa mendengar, Aku mendengar SENYAP, dan Aku TAHU itu senyap. Karena Akulah yang mendengar itu. Telinga Aku hanyalah mendengar karena Aku melaluinya dengan mendengarkan Aku . Oooo..., ternyata Aku juga tahu lewat otak Manusia. Aku “tahu” apa-apa yang difikirkan oleh otak Andik. Saat otak Andik dialiri rasa mikirin yang baik-baik, Aku tahu itu. Saat otak Andik dialiri mikirin yang tidak baik, Aku juga tahu itu. Bahkan saat otak Andik tidak dialiri mikirin apapun Aku juga tahu. Karena Akulahlah yang tahu itu. Otak Aku hanyalah untuk berfikir karena Aku memang berfikir . Ooooo..., ternyata Aku juga tahu saat dada Aku dilanda berbagai rasa. aku tahu persis saat dada Aku dilanda rasa marah, saat dada Aku dibekap rasa benci, saat dada Aku dibuai rasa cinta, saat dada Aku dilanda rasa sedih, saat dada Aku menuai rasa apa saja. Aku tahu persis. Karena Akulah yang ”tahu” itu. Dada Aku hanyalah bisa merasa, Ahaa...., ternyata AKU berada "DIATAS" semua itu. Yaaa....., posisi AKU diatas bergeraknya manusia, Aku ada melihat SAYA, Aku ada diatas mendengar , Aku ada diatas otaknya manusia, Aku ada diatas rasanya manusia, Aku ada diatas “tahu”-nya Manusia. Karena aku adalah Yang Bergerak, aku adalah Yang Melihat, aku adalah Yang Mendengar, karena Aku adalah Yang Tahu (Bashirah). "Balil Insanu 'ala nafsihi Bashirah.... Pada manusia itu, diatas dirinya (nafs) ada bashirah (yang tahu)" Sedangkan manusia adalah TANDA ADANYA AKU, Bergeraknya manusia kemana pun adalah TANDA ADA AKU, Bahkan diatas DIRI saya (NAFS) yang HAKIKI, yaitu substansi yang universal, yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat tubuh manusia, otak manusia, maupun rasa Manusia, yang Luas Tak terhingga, yang meliputi segala sesuatu, yang muthmainnah (tenang, tenteran), juga ada Aku.....!!!!. Oopppsss... Jebakannya ternyata ada disini....!!!! Halus sekali..., munculnya nyaris tak mudah untuk menyadarinya. Apa jebakannya ????? • Karena Aku bisa mencapai posisi asli diri Aku (Nafs), yaitu substansi yang universal (nafsul muthmainah), yang luas tak terhingga, yang meliputi segala sesuatu, maka Aku merasa bahwa dimana-mana YANG ADA tetap ada Aku. Akan tetapi pada saat yang sama Aku juga BISA MENYADARI ADANYA SUBSTANSI LAIN, sebut saja DIA. Yaaa..., “saya” juga merasa ada “DIA”. Akan tetapi antara AKU dan DIA TIDAK terpisahkan. Sayangnya AKU masih merasa bahwa AKU TETAP ada. Sehingga AKU merasa menjadi DIA. dan Dia menjadi AKU. "DIA adalah yang Menciptakan Aku, dan Aku adalah Manusia.....Tatwam Asi"....!!!. Atau Aku merasa bahwa "Aku bersatu dengan DIA...yang nantinya akan memunculkan konsep “hulul, emanasi, wihdatul wujud". Dua berpadu menjadi satu, akan tetapi Aku masih tetap ada, • Karena Aku yang melihat, Aku yang mendengar, Aku yang tidak tahu, Aku yang merasa, Aku yang berfikir..., maka Aku seperti merasa tidak ada apa-apa lagi selain saya. Hanya ada aku.....!!!.. Akan tetapi pada saat mengaku hanya ada saya ini, maka yang muncul adalah pengakuan:AKU BERSAKSI BAHWA TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH ROSULULLAH

Tidak ada komentar: